Selasa, 29 September 2015

8 Perempuan



     8 perempuan sedang berkumpul siang itu di sebuah kantin di bilangan Jakarta Selatan.  Kedelapan perempuan itu adalah aku sendiri dan teman teman kuliahku. Bertahun tahun  lalu kami diwisuda dan kini masing masing tentu sibuk dengan kehidupannya.  Semua telah menikan kecuali satu yaitu... aku.  Dibandingkan dengan teman semasa sekolah, teman kuliah jauh lebih mendapat tempat di hatiku karena mereka lebih hangat.  Satu persatu sosok mereka dapt kuceritakan di sini....

     Ari, perempuan energik, gesit dan pandai mengkoordinir teman temannya.  Setiap pertemuan selalu dia yang menjadi pencetusnya.  Ibu tiga anak ini sebetulnya memiliki pribadi yang ulet, hanya saja nasib baik tidak selalu menyertai keadaan ekonomi rumah tangganya.  Beberapa kali ia dan suami mengalami jatuh bangun dalam merintis bisnis.  Sampai kini keadaannya belum berubah masih mengalami pasang surut keuangan.   
     Tati temanku yang sudah lama menikah namun belum juga dikaruniai anak.  Pembawaannya tenang dan dia bekerja di instansi pemerintah.
     Maryam.... adalah seorang ibu empat anak yang mempunyai suami hebat, seorang pekerja keras.  Dulu usaha suaminya hanya bidang jasa pertamanan tetapi saat ini sudah merambah ke jasa ekspedisi dan kolam renang berikut taman rekreasi di Kalimantan, daerah asal suaminya.  Maryan sudah menjadi wanita yang kaya raya namun tetap rendah hati.
     Windri, temanku yang satu ini sedari dulu keadaan ekonomi rumah tangganya tidak berubah, selalu pas pasan.  Dua anakanya adalah anak anak yang manis, sayang suaminya bukanlah tipe pekerja keras.  Gagal satu usaha, tidak mau lagi mencoba usaha lain. Hingga ia harus berfikir keras supaya bisa membsarkan anak anaknya.  Aku berharap ia dapat menemukan jalan untuk sukses dan tidak putus asa.
     Eva adalah yang paling cantik di anatara kami.  Dia bekerja di sebuah BUMN sementara suaminya merintis bisnis sendiri,. Putra mereka dua.  Aku ingat dulu semasa kuliah aku sering menginap di rumahnya dan berbincang akrab dengan ibunya, seorang janda yang rajin berdoa. 
      Devi....  dengannya aku jarang bertemu karena ia jarang hadir pada setiap pertemuan.  Devi orangnya tomboy.  Aku dengar dia telah dikaruniai seorang anak.  Kariernya bagus, ia bekerja juga di instansi pemerintah.
     Kiswati, ibu tiga anak, sukses berkarier di Dirjend Pajak.  Ke mana mana selalu menyetir mobil sendiri.  Tak terbayang padahal dulu semasa kuliah penampilannya sangat lugu, khas seorang gadis yang baru datang dari daerah.  Suaminya teman kuliah kami juga.  Dulu saat rumah tangganya goyah karena kehadiran pihak ketiga, Ari yang mendamaikan.  Katanya saat itu Kiswati sempat menginap di rumah Ari selama seminggu.   Hee.. hee... lucu juga...  
      Dan aku....   Dari seorang gadis rumahan yang rajin membantu ibu, pada akhirnya aku sibuk, bahkan sangat sibuk ketika mendapatkan pekerjaan di sebuah BUMN.  Berangkat subuh pulang petang itulah keseharianku.  Minggu untuk istirahat dan boro boro aku sempat memikirkan tentang pasangan hidup.  Sehari hari aku sudah sangat letih.




































Tidak ada komentar:

Posting Komentar